Portal Berita Hari Ini

Pakar Ilmiah Soroti Penyebab Air Laut Sibolga Yang Berbui dan Berwarna Kecoklatan

Sibolga, Nusantaratop – Warna air laut mengalami perubahan di pesisir pantai Kota Sibolga, Sumatra Utara. Para pakar ilmiah dari kota Sibolga mengenal perubahan itu disebut dengan Red Tide.

Ketua Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Sibolga, Lucian Pahala Sitanggang sekaligus Kasubbid inovasi dan teknologi Bappeda kota Sibolga, mengatakan perubahan itu terjadi dimana bluming alga itu biasa memberikan warna merah kecoklatan.

“Perkembangan Fitoplankton kelas dinoflagelata yang menyebabkan Paralytic Sellfish Poisoning (PSP) bisa berkembang cukup baik,” kata Lucian, Rabu (2/6/2021).

Diungkapkannya, ada 2 asumsi yang mungkin menyebabkan kenapa pelimpahan dinoflagelata ini cukup besar di bibir pantai Sibolga. Pertama, sebut Lucian secara Hidrologis merupakan reaksi dari proses akweling dan weling untuk Plankton pasang surut.

Kemudian yang kedua sambungnya secara pelimpahan nutrisi di perairan itu biasa hasil dari pembuangan limbah organik baik dari sisa metabolisme sisa manusia atau pembuangan (BAB) masyarakat yang jatuh langsung ke laut, yang tidak menggunakan Sepsitank.

“Penyebab ini tentunya masih dikaji, saya yakin LHKP (Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan – red) Sibolga cukup kompeten melakukan itu, dan litbang Pemko Kota Sibolga akan tetap mendukung upaya itu,” sebutnya.

Pihaknya berasumsi melalui dukungan LHKP sudah mencoba berangkat ke pulau pulau kecil yang ada di Sibolga-Tapteng sampai ke Pulau Mursala.

“Ternyata blumi alga tidak sampai kesana. Jadi kemungkinan besar penyebab utamanya bukan karena reaksi biologis atau fenomenal sistem perairan tetapi karena pelimpahan nutrisi organik,” jelas Lucian.

Masih kata Lucian, yang ada disekitaran pantai Sibolga. Khusus nya di Kelurahan Sibolga Ilir. Bagaimana cara mengatasinya setelah diamati di laboratorium STP Sibolga.

“Kebetulan saya sudah ngirim video dan hasil foto Microsoft dengan hasil perbesaran 40 ribu kali, terbukti dengan jenis Plankton yang melimpah di Sibolga didominasi oleh ginodium, dua hari yang lalu saya asumsi kemungkinan besar ini adalah ginodium yang berasal dari dinoflagelata,” ucapnya.

Apa dampak terburuk terhadap lingkungan?

Buruknya, ikan-ikan akan mengalami anoksik kurangnya pelimpahan oksigen pada saat malam hari.

“Karena kita tau bersama fitoplankton melakukan fotosintesis pada siang dan malam hari mengkonsumsi oksigen dan pembakarannya co2 karbondioksida,” jelasnya.

Sementara itu, pada sample ikan yang ada di masyarakat sebagian besar pada penutupan insang, ditutupi oleh ginodium. Jadi kesimpulannya sudah terbukti secara ilmiah bahwa jenis fitoplankton yang melimpah di Sibolga adalah jenis dinoflagelata dari spesies ginodium.

“Yang paling sederhana kita lakukan saat ini adalah membiarkan alga berkumpul disuatu titik karena dinoflagelata bersifat fototastis positif maka akan aktif bergerak pada saat sinar matahari terik dan mereka akan melakukan fotosintesis mendekati permukaan air,” urainya.

Dijelaskannya, ada 3 indikator yang sudah dihitung dilapangan. Pertama sadenitas perairan Sibolga hanya 24-26. Logikanya untuk berkembang secara baik ikan-ikan nya harus memiliki sadenitas 28 sampai 32.

Yang ke 2 suhu meningkat sebesar 33 derajat celcius, logikanya untuk perairan maksimal 31, jadi peningkatan suhu tentunya akan menyebabkan semakin rendahnya jumlah oksigen dalam air, mudah-mudahan berkat dukungan LHKP berkerjasama nanti dengan STP metode yang saya tawarkan adalah metode sweeping.

“Kita sudah coba menyedot permukaan air dari jam 10 sampai jam 2 siang dengan penyaringan Planktonnet kalau sudah di saring selama 2 hari. Saya yakin jumlah dinoflagelata akan menurun dan permasalahan masyarakat ini akan bisa kita atasi,” imbuhnya.

Ditambahkannya, Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Sibolga, sudah melakukan penelitian 3 hari terakhir.

“Kami melakukan penyelaman untuk mengambil indikator fisika berupa suhu dan dasenitas dan indikator biologi berupa nilai kelimpahan termasuk juga kelarutan oksigen di dalam air ternyata di dasar air saat siang itu tidak berbeda dengan di permukaan. Dan dinoflagelata pada umumnya bergerak secara masif itu di permukaan dari pukul 10 sampai 2 siang pada saat matahari terik,” timpal Lucian Pahala Sitanggang.

Fitoplankton Yang Menempel Meenggangu Pernapasan Ikan

Hasil Mikroskof Pada Penampakan Yang Diduga Membuat Air Laut Kota Sibolga Yang Mengalami Bui Kecoklatan.(Foto : WAG Martabe)

 

Hal senada disampaikan anggota DPRD Kota Sibolga Zamil Zeb Tumori mengatakan air laut di pantai Kota Sibolga hingga kini mengalami warna kecoklatan dan berbui. Dampak dari itu, ikan di pesisir pantai barat Sumatra pun mati diduga karena kendala pada insang pernapasan.

“AIR LAUT KECOKLATAN & BERBUI SERTA IKAN PUN MATI TERAPUNG DI TEPIAN KOLAM LAUT SIBOLGA . Temuan Sementara Rabu [2/6 11:15] Fitoplankton kelas dinoflagelata yang menyebabkan Paralytic Sellfish Poisoning (PSP) Red tide Sibolga disebabkan plakton jenis Gymnodinium dari genus Dinoflagelata,” tulisnya dalam terusan pesan di WA Grup Martabe Tapteng – Sibolga se NKRI.

“Sehingga Fitoplankton menempel di Insang ikan dan terjadi Pengurangan Oksigen di dalam air laut,” imbuhnya.

Laporan     : Benny

Editor        : Pahotan Hutagalung

Beri balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.