Portal Berita Hari Ini

Kesulitan Pupuk dan Air, Petani Langkat Sumut Masih Merugi Saat Panen !

Langkat, Nusantaratop – Salah seorang petani di kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) Achmad Yusuf mengaku kesulitan meperoleh Pupuk subsidi urea dan pupuk phoska. Selain itu, persawahan di Pangkalan Susu masih tergantung akan curah hujan.

Achmad yusuf mengatakan untuk mendapatkan pupuk harus melalui prosedur yang ditetapkan seperti tergabung dalam keanggotan kelompok tani (poktan) di Langkat.

“Kita sebagai petani harus melalui prosedur yang ada. Untuk mendapatkan pupuk Urea dan Phoska terlebih dahulu petani disini masuk menjadi anggota kelompok tani baru mendapatkan pupuk tersebut,” kata Yusuf, Senin (6/12/2021).

Sementara untuk hasil panennya itu langsung dijual pada penampuangan padi dengan harga berkisar Rp 4.000/kg – 4.500/kg, namun katanya untuk biaya pupuk dan upah pembajak sawah terkadang tidak mencukupi.

“Membeli pestisida saja kami terkadang tak sanggup, karena hasil yang kami dapatkan tindak memuaskan,” ujar Achmad Yusuf.

Ka PPL Pangkalan Susu Musfa Indra, SP menyampaikan luas areal persawahan di kecamatan Pangkalan Susu berkisar 2050 ha yang sawahnya mengandalkan curah hujan. Dikatakan Musfa hasil panen per 1 ha bisa mencapai berkisar 5,8 ton /ha.

“Kenapa petani kita tidak dapat menghasikan yang memuaskan persawahan saat ini dikarenakan persawan di Pangkalan Susu  tadah hujan. Petani kita hendak bercocok tanam terlebih dahulu terbiasa melihat cuaca curah hujan barulah bisa bercocok tanam,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten Partai Keadilan dan Persatuan (DPK PKP) Kabupaten Langkat Parsaoran Butarbutar, SE juga menyoroti areal pertanian berkisar 2050 ha tersebut.

Menurutnya lahan pertanian di Kecamatan Pangkalan Susu bisa difungsikan bercocok tanam 3 kali panen dalam setahun.

“Kalau kita lihat luas lahan itu dapat di guanakan 3 kali tanam selama setahun, tentu ini sagat menguntungkan dan menambah pendapatan petani kita,” ujarnya

Sebelumnya juga Parsaoran Butarbutar mempertanyakan ke PPL Pangkalan Susu tentang pupuk panen urea 15 kg /rante, dan phoska 10 kg /rante.

Parsaoran memohon terhadap dinas pertanian untuk sesegera menjawab keluhan para petani di Pangkalan Susu.

“Kami melihat yang selama ini yang di pergunakan petani untuk memupuk hanya pupuk urea dan phoska padahal kita tau pupuk orea dan phoska yang fungsinya hanya mempercepat pertumbuhan padi, sementara padi menggunakan pupuk buah agar penggasilan petani memuaskan,” jelasnya.

Disampaikannya, kondisi luas areal 2050 ha itu sudah patutnya menggunakan waduk/penampung hujan dan irigasi agar petani dapat bercocok tanam 3 x dalam setahun.

Dijelaskannya, lokasi sumber air Pangkalan Susu ada di antara dua kecamatan, yakni Kecamatan Besitang dengan jarak berkisar 40 Km dan Kecamatan Sei Lepan dengan jarak 45 km.

“Untuk menyampaikan kelokasi persawahan di kecamatan Pangkalan Susu dapat juga dibangun waduk penampung air untuk persawahan,” pungkasnya.(red)

Editor : Pahotan

Beri balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.