
Mandat Vaksin COVID Biden Ditolak Para Partai Republik – Libertarian
Washington, Nusantaratop – Jenis virus corona varian Delta diumumkan mulai menyebar dengan cepat di Amerika Serikat. Sementara itu, Partai Republik dan libertarian menolak mandat vaksin baru yang dikeluarkan Presiden AS Joe Biden. Mandat itu mencakup perusahaan-perusahaan besar, petugas kesehatan dan pegawai federal.
Menurut Gedung Putih, mandat tersebut akan mencakup 100 juta pekerja AS dan berlaku untuk sekitar dua pertiga dari semua karyawan AS, sebagian ditulis oleh Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) Departemen Tenaga Kerja AS.
Beberapa anggota parlemen, gubernur negara bagian dan pejabat partai politik mengancam akan mengajukan tuntutan hukum atau berjanji untuk menentangnya, Kamis (9/9).
“Ketika keputusan ini mulai berlaku, (Komite Nasional Republik) akan menuntut pemerintah untuk melindungi orang Amerika dan kebebasan mereka,” kata Ketua RNC Ronna McDaniel dalam sebuah pernyataan.
Mayoritas dari mereka yang menentang mempertanyakan otoritas yang dimiliki pemerintah untuk mengamanatkan vaksin.
“Rencana ‘Jalan keluar dari Pandemi’ pemerintahan Biden yang disalahpahami jauh melebihi kekuatan yang diberikan Konstitusi Amerika Serikat kepada cabang eksekutif,” kata Aliansi Kebebasan Sipil Baru, sebuah organisasi nirlaba yang didanai oleh Charles Koch Foundation, seorang kelompok konservatif yang berkantong tebal.
“Pemerintah federal tidak memiliki kekuatan polisi, dan juga tidak memiliki wewenang untuk memaksa pengusaha swasta dari berbagai ukuran untuk mengamanatkan vaksin,” kata kelompok itu.
Biden merasa kecewa terhadap gubernur Republik yang dinilai angkuh tentang kesehatan.
“Sudahlah. Saya sangat kecewa karena beberapa gubernur Republik begitu angkuh dengan kesehatan anak-anak ini, sangat angkuh dengan kesehatan komunitas mereka,” ucap Biden, Jumat (10/9/2021)
Dilansir dari Reuters, penyakit itu telah menewaskan lebih dari 655.000 orang di Amerika Serikat, dan kematian rawat inap meningkat tajam ketika varian Delta yang begitu mudah menular dari sebagian besar dari mereka yang tidak divaksinasi.(red/reuters)