Portal Berita Hari Ini

Menilik Efektivitas Vaksin dalam Menangkal Virus Corona Varian Delta

Medan, Nusantaratop – Bukan hanya di tempat asalnya di India, virus corona varian Delta mulai merepotkan banyak negara, termasuk Indonesia. Varian Delta telah menyebar di Kudus, Jawa Tengah, dan mendominasi penularan virus corona di daerah itu.

Bukan hanya di Kudus, kasus Covid-19 dengan varian Delta juga ditemukan di sejumlah daerah lainnya. Temuan varian Delta ini terkonfirmasi berdasarkan hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi mengatakan, ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen, merupakan varian Delta. Kasus Covid-19 di Kudus belakangan memang mendapat banyak sorotan setelah meningkat tajam dalam waktu singkat.

Kabar baiknya, varian SARS-CoV-2 yang sangat menular tersebut masih bisa diatasi oleh vaksin yang ada saat ini.

Dilansir dari laman resminya, vaksin Covid-19 AstraZeneca menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta atau varian dari India.

Riset dari Public Health England (PHE) memperlihatkan, 92 persen vaksin AstraZeneca efektif mencegah rawat inap setelah pemberian dua dosis vaksin terhadap varian Delta.

Data yang sama juga menunjukkan, vaksin AstraZeneca efektif melawan varian virus corona B.1.1.7 atau Alpha, yang awalnya ditemukan di Inggris, hingga 86 persen.

Kemanjuran yang lebih tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap didukung oleh data terbaru yang menunjukkan respons sel T yang kuat terhadap Vaksin Covid-19 AstraZeneca, yang seharusnya berkorelasi dengan perlindungan yang tinggi dan tahan lama.

 

“Bukti nyata ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap varian Delta, yang saat ini menjadi area kritis yang menjadi perhatian karena penularannya yang cepat,” kata Mene Pangalos, Executive Vice President, BioPharmaceuticals R&D.

“Data menunjukkan bahwa vaksin akan terus memberikan dampak yang signifikan di seluruh dunia mengingat vaksin tersebut terus menyumbang sebagian besar pasokan ke India dan fasilitas COVAX,” lanjutnya.

Masih dari riset PHE, sebagaimana dilansir dari Reuters (14/6/2021), dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, 96 persen efektif mencegah kebutuhan rawat inap dari penderita yang terinfeksi varian Delta.

PHE mengatakan, tingkat perlindungan itu sebanding dengan corona varian Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris tenggara. Hasil riset itu menambahkan bukti, meskipun varian Delta mengurangi efektivitas vaksin terhadap infeksi simtomatik, dua dosis vaksin Covid-19 masih melindungi terhadap penyakit parah.

Desain Kompas.com

“Temuan yang sangat penting ini mengonfirmasi bahwa vaksin menawarkan perlindungan yang signifikan terhadap rawat inap dari varian Delta,” ucap Mary Ramsay, Kepala Imunisasi PHE.

Temuan PHE itu mengikuti penelitian di Skotlandia yang menunjukkan, dua dosis vaksin Covid-19 di antara orang yang dinyatakan positif mengurangi risiko rawat inap hingga 70 persen.

Saat ini, PHE sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk menetapkan tingkat perlindungan terhadap kematian dari varian Delta.(red)

Beri balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.