
Jakarta, Nusantaratop – Pengurus Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan (DPN PKP) mendatangi kantor pusat PDI Perjuangan, Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Mereka berkomitmen dan bekerja sama untuk menjadi benteng penjaga empat pilar negara yakni, ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan kehadiran pengurus PKP untuk memperkuat semangat kebangsaan dan memperkokoh ideologi Pancasila.
“Kita berkomitmen sangat kuat terhadap UUD NRI 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika,” kata Hasto sebagaimana dipesankan Megawati untuk berjuang bersama memastikan persatuan.
Dalam pertemuan itu, Hasto juga didampingi Ahmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat, dan Yoseph Aryo Adhi Dharmo. Dari PKP dipimpin Ketua Umum, Mayjen Mar (Purn) Yussuf Solichien. Dia didampingi, Waketum Mayjen TNI (Purn) Aslizar Tanjung dan Kabid Polhukam Irjen Pol (Purn) Syahrul Mamma.
“Megawati Soekarnoputri sangat intens berkomunikasi dengan bapak Tri Sutrisno dan bapak Hendropriyono yang merupakan sahabat baik Ibu Megawati,” kata Hasto menyebut dua tokoh senior PKP. Menurutnya, dengan kunjungan tersebut, kedua partai ingin membangun kerja sama dengan spirit gotong royong.
Dijelaskan Hasto, rekam jejak PDIP berkaitan dengan PNI yang pada tahun 1973 terjadi fusi. Sedang PKP berkaitan dengan purnawirawan TNI yang rekam jejaknya kuat dalam menegakkan Pancasila.
“Kita ini satu saudara kebangsaan yang sama-sama berjuangdemi tegaknya Pancasila, NKRI, UUD 45, dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Sementara itu, Yussuf Solichien menyampaikan sedang dapat hadir dan berdialog di kantor PDIP.
“Kami berterima kasih diterima PDIP. Ke depan bisa berkolaborasi meningkatkan demokrasi. Tidak hanya demokrasi, tapi demokrasi Pancasila supaya cita-cita founding fathersterwujud,” kata Yussuf.
Mantan komandan Denjaka itu menambahkan, PKP sama dengan PDIP tetap mempunyai komitmen kuat menjadi garda terdepan benteng Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Hal ini untuk menghadapi segala rongrongan ancaman disintegrasi bangsa, radikalisme, intoleransi, sifat-sifat yang diskriminatif, termasuk kelompok-kelompok yang ingin mengubah Pancasila,” tegasnya.(red/antara)
Editor : Pahotan