Portal Berita Hari Ini

RS Indonesia Hadapi Covid – 19: ‘Pasien Terus Bertambah, Butuh Oksigen ‘

Nusantaratop – Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) memperkirakan di tengah lonjakan kasus Covid-19, stok tabung oksigen yang dibutuhkan setidaknya empat kali dari kondisi normal.

Sementara, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian menjamin bakal memenuhi kebutuhan stok tabung oksigen.

Namun para praktisi kesehatan menyebut adanya laporan menipisnya ketersediaan oksigen pada pekan lalu di tengah lonjakan kasus ini sebagai pertanda sistem kesehatan nasional yang disebut “begitu rapuh”.

Mereka juga menganggap penanganan pasien Covid-19 di lapangan “mungkin kurang tepat” sehingga pasien yang datang ke rumah sakit “justru sudah dalam kondisi yang berat”.

Sebelumnya sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah dilaporkan mengeluhkan tipisnya cadangan tabung oksigennya, meski kemudian diklaim berhasil diatasi dan aman.

‘Deg-degan, karena pasien terus bertambah dan butuh oksigen’

Antara
Pasien menjalani perawatan di tenda darurat yang dijadikan ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) di RSUD Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6). Pemerintah setempat memindahkan ruang IGD ke tenda darurat karena keterbatasan tempat.

 

Direktur RSUD Margono Soekarjo di Purwokerto, Jawa Tengah, dokter Tri Kuncoro, menyatakan walau stok tabung oksigen hingga Minggu (27/06/2021) masih mencukupi, dia mengaku masih was-was.

“Aman sekarang ini hitungannya bukan bulanan, tapi mingguan, bahkan hari,” kataTri Kuncoro saat dihubungi wartawan Lilik Darmawan di Banyumas yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Tri Kuncoro mengungkapkan, pemerintah pusat hingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama produsen menyatakan telah menjamin ketercukupan tabung oksigen wilayah ini.

Hanya saja dia tetap was-was mengingat lonjakan kasus di wilayahnya.

“Cuma kan ya tentu harus deg-degan toh, karena pasiennya bertambah terus dan selalu membutuhkan oksigen,” ungkap Tri Kuncoro.

Pasalnya kebutuhan tinggi pasokan oksigen itu tak semata dialami daerahnya, Tri Kuncoro sadar, wilayah lain pun mengalami kondisi serupa. Itu sebab ia mesti berbagi jatah dengan daerah lain.

Dia menuturkan, peningkatan kebutuhan oksigen tersebut tak pelak mengakibatkan pasokan untuk rumah sakitnya berkurang sekitar 50 persen.

“Meski ada pengurangan jatah, tapi di Margono masih bisa, cuma ya kami pantau terus kebutuhan ini.”

‘Stok oksigen aman hingga pekan depan’

Antara
Petugas mendorong tabung oksigen saat menyiapkan ruangan perawatan pada Tower 8 Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Pademangan, Jakarta, Selasa (15/06).

Di Banyumas, Jawa Tengah, Wakil Direktur RSUD Banyumas, dokter Rudi Kristiyanto mengakui pada pertengahan pekan stok oksigen di daerahnya menipis, tapi bisa diatasi.

Berpatok pada imbauan Kemenkes, manajemen rumah sakitnya mengidentifikasi kekurangan oksigen dan langsung berkomunikasi dengan pihak penyedia.

“Pada saat itu tanggal 22 Juni saya langsung berkomunikasi dengan samator ya. Kami berkomunikasi setiap hari, sehingga saat kondisi menipis segera teratasi,” ungkap Rudi.

Menipisnya persediaan tabung oksigen pasien Covid-19 pada pekan lalu juga dialami sejumlah rumah sakit di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tapi menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, problem kecukupan tabung oksigen itu sudah tertangani.

“Namun sekarang telah mulai terkontrol,” kata Joko Hastaryo kepada Furqon yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Minggu (27/06).

Joko menuturkan tingginya kebutuhan oksigen dipengaruhi lonjakan jumlah pasien dan banyaknya kondisi saturasi oksigen pasien yang memburuk.

Ia mengklaim stok oksigen diperkirakan aman hingga sepekan.

“Sementara ini masih terkontrol, tapi ada kalanya mengalami kekurangan secara sporadis,” aku Joko.

Mengapa ada kasus kekurangan stok oksigen di Jateng?

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mencatat sempat menerima laporan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada pekan lalu.

Namun pada minggu ini, kondisi kekurangan stok oksigen tersebut menurut Sekretaris Jenderal PERSI Lia Gardenia, berangsur teratasi.

Dia mengklaim kebutuhan oksigen sesungguhnya masih bisa dipenuhi produsen, hanya saja dalam kasus di beberapa daerah di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, terdapat hambatan pada proses distribusi.

“Terutama keluhan yang paling mencolok itu di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kemudian di tempat-tempat lain menyusul, tapi belum sampai mencuat seperti yang di Jawa Tengah,” tutur Lia Gardenia kepada Nurika Manan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Minggu (26/06).

“Sekarang juga ada beberapa rumah sakit di Jakarta yang mengeluhkan menipisnya stok oksigen. Tapi baru yang masuk ke saya dua atau tiga,” imbuh dia lagi.

Lia mengakui, isu kecukupan oksigen tersebut memang tak masuk dalam pembahasan skema antisipasi.

Sehingga ketika ada lonjakan kasus dan kebutuhan oksigen, sejumlah rumah sakit tidak bisa menyiapkan dalam waktu cepat.

“Oksigen memang belum fokus (saat perencanaan mitigasinya), waktu itu yang dipikir tiga bulan itu persediaan obat dan APD, itu memang sudah disiapkan.

“Tapi yang kebutuhan oksigen itu karena kami anggap stok di dalam negeri sebenarnya cukup, mungkin tidak terpikir yang bermasalah itu di distribusinya,” terang dia lagi.

Selain itu, Lia mengungkapkan, tren pasien Covid-19 pada periode lonjakan kali ini pun berbeda.

Jika sebelumnya sekitar 70-80 persen pasien tidak membutuhkan oksigen, justru pada periode lonjakan kali ini nyaris sebagian besar pasien memerlukannya.

Menurut kalkulasi PERSI, di tengah lonjakan Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir, Indonesia membutuhkan stok oksigen sedikitnya empat kali lipat dari kondisi normal.

Kendati Lia tak merinci angka pasti kebutuhan persediaan oksigen tersebut.

Sumber : BBC Indonesia

Beri balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.